PENDIDIKAN
BERBASIS TAMANSISWA
A. PENDAHULUAN
Pendidikan
merupakan salah satu hal yang paling penting dalam perkembangan anak didik yang
diharapkan menjadi manusia Indonesia seutuhnnya sesuaidengan tujuan pendidikan
Indonesia yang nantinya akan menentukan pembangunan bangsa ini. Namun untuk membangun Indonesia tidak hanya dibutuhkan kecerdasan
intelektual saja tetapi juga dibutuhkan keseimbangan semua aspek. Salah satu sistem
pendidikan yang menyeimbangkan semua aspek adalah dengan mengintegrasikan ajaran
Ki Hajar Dewantara ke dalam proses belajar mengajar.
Konsep
pendidikan Taman Siswa yang secara operasional dimulai pada tanggal 3 Juli 1922
lebih bersifat positif, nasional, pedagogis, serta kultural. Tujuan awal dari lembaga
pendidikan ini adalah jelas membawa bangsa Indonesia mencapai tujuan politik, yaitu
kemerdekaan bangsa Indonesia. Asas pendidikan Tamansiswa ditekankan pada kodrat
alam yang berarti bahwa hak anak akan kebebasannya dinyatakan tidak tanpa batas,
termasuk batas lingkungan kebudayaan. Pertumbuhan
anak didik menurut kodratnya berarti bertumbuh dan berkembang menurut bakat dan
pembawaannya.
Tamansiswa
adalah badan perjuangan kebudayaan dan pembangunan masyarakat yang menggunakan pendidikan
dalam arti luas untuk mencapai cita-citanya. Bagi Tamansiswa, pendidikan bukanlah
tujuan, tetapi media untuk mencapai tujuan perjuangan, yaitu mewujudkan manusia
Indonesia yang merdeka lahir dan batinnya. Merdeka secara lahir artinya tidak dijajah
secara fisik, ekonomi, politik, dan sebagainya. Sedangkan merdeka secara batin adalah
mampu mengendalikan keadaan.
Bagaimanakah
Tamansiswa mewarnai ranah pendidikan di Indonesia dan bagaimanakah sistem pendidikanTamansiswa
serta pelaksanaannya ?
B.
PEMBAHASAN
1. Pengertian.
Taman
siswa adalah badan perjuangan kebudayaan dan pembangunan masyarakat yang
menggunakan pendidikan dalam arti luas untuk mencapai cita-citanya. Bagi Tamansiswa,
pendidikan bukanlah tujuan, tetapi
media untuk mencapai tujuan perjuangan, yaitu
mewujudkan manusia Indonesia yang merdeka lahir dan batinnya. Merdeka secara lahir
artinya tidak dijajah secara fisik, ekonomi, politik, dan sebagainya. Sedangkan
merdeka secara batin adalah mampu mengendalikan keadaan.
Pendidikan
yang dimaksud adalah usaha kebudayaan yang bermaksud memberi bimbingan dalam hidup
tumbuhnya jiwa raga anak didik, agar dalam garis kodrat pribadinya dan pengaruh-pengaruh
lingkungannya mendapat kemajuan lahir dan batin. Pendidikan berlangsung dalam tiga
lingkungan (Tri PusatPendidikan), yaitu :
·
Lingkungan
Keluarga : terutama mengenai pendidikan budi
pekerti, keagamaan.
·
Lingkungan
Sekolah : terutama mengenai ilmu pengetahuan dan
kecerdasan, dan pengembangan budi
pekerti secara formal.
·
Lingkungan
Masyarakat: terutama mengenai
pengembangan ketrampilan, latihan
kecakapan, dan pengembangan bakat secara non formal.
2. Tujuan Pendidikan
Tujuan
pendidikan menurut Tamansiswa adalah membangun anak didik menjadi manusia merdeka
lahir batin, luhur akal budinya serta sehat jasmaninya untuk menjadi anggota masyarakat
yang berguna dan bertanggung jawab atas kesejahteraan bangsa dan manusia pada umumnya.
3. Sistem Pendidikan
Pendidikan
Tamansiswa dilaksanakan menurut sistem “Among” yang berjiwa kekeluargaan dan
bersendikan asas kodrat alam dan kemerdekaan. Berdasarkan cara berlakunya
disebut “Tut Wuri Handayani”.
Menurut
sistem tersebut, setiap pamong sebagai pemimpin dalam proses pendidikan melaksanakan
konsep :
·
Ingngarsa
sung tulada (di depan memberi teladan) : Artinya bahwa sebagai pemimpin seyogyanya
mampu memberi contoh yang baik sebagai teladan.
·
Ing
madya mangun karsa (di tengah menciptakan peluang untuk berprakarsa): Artinya bahwa pemimpin itu adalah
middle manager. Berupaya membangun kreatifitas pengembangan diri dalam setiap kesempatan. Artinya apabila mau berfikir
dan bertindak harus konsisten.
·
Tut
Wuri Handayani (di belakang memberi dorongan): Artinya bahwa sebagai pemimpin memberi kebebasan
dan mengikuti serta mementingkan kodrat pribadi anak didik dengan tidak melupakan
pengaruh-pengaruh yang melingkunginya.
Dalam
sistem “Among” bahwa guru adalah “pamong”. Sesuai dengan semboyan“Tut Wuri Handayani”
di atas, maka pamong atau guru di sini lebih cenderung menjadi navigator
peserta didik yang diberi kesempatan untuk berjalan sendiri, dan tidak terus menerus
dicampuri, diperintah atau dipaksa.
Meskipun
ketiga ajaran ini ditemukan untuk keperluan mendidik, sehingga saat ini digunakan
sebagai semboyan pendidikan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Namun kiranya cukup
actual untuk diterapkan dalam sebuah leadership atau kepemimpinan. Kepemimpinan
adalah perpaduan yang unik antara pemimpin, sahabat, dan guru. Untuk menegakkan
kepercayaan, pemimpin harus mampu menunjukan bahwa ia mempunyai kelebihan dibanding
yang lain. Pemimpin harus berdiri di depan atau berada di tempat teratas untuk memberi
instruksi kepada bawahannya. Namun, pemimpin yang berada di depan terlalu jauh dan
terlalu lama akan membosankan bagi pengikutnya. Jadi, pemimpin harus di depan tetapi
tidak terlalu jauh. Pemimpin ternyata tidak cukup harus di depan. Management
modern mengajarkan kita untuk membangun tim kerja yang memberdayakan tim kerja.
4. Pancadarma
Pendidikan
Tamansiswa berciri khas Pancadarma, yaitu:
·
Kodrat
Alam (memperhatikan alam)
·
Kemerdekaan
(memperhatikan potensi dan minat masing-masing individu dan kelompok)
·
Kebudayaan
(menerapkan teori Trikon)
·
Kebangsaan
(berorientasi pada keutuhan bangsa dengan berbagai ragam suku)
·
Kemanusiaan
(menjunjung harkat dan martabat setiap orang).
C.
PENUTUP
Dengan
penerapan ajaran Ki Hajar Dewantara dengan cara diintegrasikan dalam proses
belajar mengajar diharapkan dapat menaikkan hasil belajar siswa ke level yang
lebih tinggi atau istimewa. Alangkah indahnya jika Tamansiswa sebagai pewaris kekuatan
kultural
yang
besar dalam pendidikan dapat menunjukkan
peta perjalanan yang dapat ditempuh bersama untuk mengantar generasi muda kesuatu kehidupan
yang lebih santun, lebihcerdas, dan
lebih
manusiawi daripada apa yang kita jalani bersama kini.
D.
DAFTAR
PUSTAKA
Dimas
m. admin, 10 Oktober 2010,Semboyan Tut Wuri Handayani,
Faqod, 14 Juni 2011, Pendidikan Tamansiswa,
24 Juni 2011
Hamdani, 2010, Pengaruh Ajaran Tamansiswa Terhadap hasil
belajar Siswa SMA,
24Juni 2011
Ical, 25 Februari 2010,Tut-Wuri-Handayani Yang
Terlupakan,
24 Juni 2011
Ki Supriyoki, 2006, Karya Ilmiah Dosen,
Muchroji M.Ahmad, 03 Mei 2010, Kembali Pada Ajaran Ki Hajar
Dewantara,
24 Juni 2011
Nasional Pelita, 07 Juni 2010, Tamansiswa Damandiri Melaksanakan Ajaran Ki Hajar
Prof. Dr. Ki Supriyoko, 30 Juli 2007, Konsep-Konsep Tamansiswa
Sucipto, 06 Januari 2010, Aliran-Aliran Pendidikan
24Juni 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar